Musafir asal Cina yang menyebut-nyebut mo-ho-sin yang diartikan sebagai banyuasin adalah…
Jawaban
Jawaban: I-tsing
Untuk lebih jelasnya, yukk pahami penjelasan berikut ini
Di antara para musafir-musafir mencatat mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya, salah satunya adalah I-tsing seorang pendeta agama Buddha yang sangat termasyur di Cina pada abad ke VII masehi. Ia mencatat nama-nama daerah yang berhadapan dengan laut atau disebut Chou yang terletak di pantai timur Sumatera. Dari barat nama-nama tersebut adalah p’o-lu-shi lalu Mo-lo-yu, Mo-ho-sin dan Ho-ling.
Menurut Wolter, p’o-lu-shi diidentikkan dengan Barus yang terletak di pesisir barat Sumatera Utara. Mo-Ho-sin oleh Takakusu dianggap sebagai nama lain dari Mukha Asin atau Banyu Asin.
Dengan demikian, musafir Cina yang menyebut mo-ho-sin adalah I-tsing
Pertanyaan Lain :
- Dari sejarah Sumpah Pemuda dapat kita ambil maknanya nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dan membuktikan bahwa ternyata berbagai perbedaan dapat disatukan
- Tanah adalah milik negara, maka rakyat harus menyewa tanah kepada negara. Hal inilah yang melatarbelakangi sistem sewa tanah pada masa pemerintahan
- Salah satu pengaruh kedatangan agama Hindu-Buddha di Indonesia berasal dari temuan Yupa. Informasi yang dapat diketahui dari yupa adalah
- Organisasi-organisasi kemiliteran yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang berpengaruh besar bagi bangsa Indonesia setelah kemerdekaan