Jelaskan perlawanan di daerah sultan Babullah!
Jawaban
Jawaban yang benar adalah ‘Perlawanan Sultan Baabullah serta masyarakat Ternate dilatarbelakangi oleh keserakahan Portugis dalam menguasai perdagangan rempah-rempah dan tindakan Portugis yang berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat Ternate. Di samping itu, terdapat sebab khusus perlawanan, yaitu terbunuhnya Sultan Hairun oleh Portugis yang mengakibatkan kemarahan dari Sultan Baabullah.’
Soal menanyakan perlawanan di daerah sultan Babullah.
Jawabannya dapat ditemukan dengan penjelasan berikut:
Setelah berhasil menguasai Malaka pada 1511, Bangsa Portugis melanjutkan perjalanan ke Maluku. Tujuan utamanya menguasai rempah-rempah di Ternate atau Maluku. Awalnya, kedatangan Bangsa Portugis disambut hangat oleh raja dan rakyat Ternate. Bahkan Portugis diberi kesempatan mendirikan benteng dan hak monopoli perdagangan cengkeh. Keserakahan Portugis dan ketentuan harga cengkeh yang terlalu rendah membuat rakyat Ternate atau Maluku sengsara. Permusuhan antar keduanya pun tidak dapat dihindarkan.
Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun sejak tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis. Akibatnya, pengganti Sultan Hairun yang sekaligus putranya, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun, hingga akhirnya tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng. Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.
Jadi jawaban yang benar adalah ‘Perlawanan Sultan Baabullah serta masyarakat Ternate dilatarbelakangi oleh keserakahan Portugis dalam menguasai perdagangan rempah-rempah dan tindakan Portugis yang berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat Ternate. Di samping itu, terdapat sebab khusus perlawanan, yaitu terbunuhnya Sultan Hairun oleh Portugis yang mengakibatkan kemarahan dari Sultan Baabullah.’
>>>Pertanyaan Serupa :
Musafir asal Cina yang menyebut-nyebut mo-ho-sin yang diartikan sebagai banyuasin adalah…
Jawaban
Jawaban: I-tsing
Untuk lebih jelasnya, yukk pahami penjelasan berikut ini
Di antara para musafir-musafir mencatat mengenai keberadaan kerajaan Sriwijaya, salah satunya adalah I-tsing seorang pendeta agama Buddha yang sangat termasyur di Cina pada abad ke VII masehi. Ia mencatat nama-nama daerah yang berhadapan dengan laut atau disebut Chou yang terletak di pantai timur Sumatera. Dari barat nama-nama tersebut adalah p’o-lu-shi lalu Mo-lo-yu, Mo-ho-sin dan Ho-ling.
Menurut Wolter, p’o-lu-shi diidentikkan dengan Barus yang terletak di pesisir barat Sumatera Utara. Mo-Ho-sin oleh Takakusu dianggap sebagai nama lain dari Mukha Asin atau Banyu Asin.
Dengan demikian, musafir Cina yang menyebut mo-ho-sin adalah I-tsing
Pertanyaan Lain :
- Dari sejarah Sumpah Pemuda dapat kita ambil maknanya nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dan membuktikan bahwa ternyata berbagai perbedaan dapat disatukan
- Tanah adalah milik negara, maka rakyat harus menyewa tanah kepada negara. Hal inilah yang melatarbelakangi sistem sewa tanah pada masa pemerintahan
- Salah satu pengaruh kedatangan agama Hindu-Buddha di Indonesia berasal dari temuan Yupa. Informasi yang dapat diketahui dari yupa adalah
- Organisasi-organisasi kemiliteran yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang berpengaruh besar bagi bangsa Indonesia setelah kemerdekaan