Demokrasi Terpimpin condong ke blok apa?

Apa itu Demokrasi Terpimpin?

Hello Sobat RuangBelajar, dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai Demokrasi Terpimpin dan blok mana yang condong terhadapnya. Demokrasi Terpimpin adalah sebuah bentuk pemerintahan yang diterapkan di Indonesia pada era tahun 1957-1966.

Bentuk pemerintahan ini ditandai dengan adanya sosok Presiden sebagai kepala negara, namun kekuasaannya terbatas dan diawasi oleh Partai Komunis Indonesia. Tujuan utama dari penerapan Demokrasi Terpimpin adalah untuk mencapai cita-cita nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

Blok yang Mendukung Demokrasi Terpimpin

Selama masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin, Indonesia banyak terpengaruh oleh dua blok besar yang berkepentingan di Asia, yaitu blok Barat dan blok Komunis. Blok Barat diwakili oleh Amerika Serikat dan sekutunya, sedangkan blok Komunis diwakili oleh Uni Soviet dan sekutunya. Pada saat itu, Indonesia condong mendukung blok Komunis dan menjadi salah satu negara yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok.

Blok Barat vs Blok Komunis

Blok Barat dan blok Komunis merupakan dua kekuatan besar di dunia yang saling bersaing untuk memperoleh pengaruh dan pengikut di Asia. Adapun Blok Barat mengusung ideologi liberalisme dan kapitalisme, sedangkan blok Komunis mengusung ideologi sosialisme dan komunisme. Kedua blok ini memiliki perbedaan dalam hal sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya.

Dukungan Indonesia pada Blok Komunis

Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia condong mendukung blok Komunis karena melihat adanya kesamaan dalam ideologi sosialisme dan nasionalisme. Selain itu, Indonesia juga merasa terancam oleh kebijakan imperialisme dan kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Barat. Hal ini membuat Indonesia mengambil jalan tengah dan berusaha menjalin hubungan baik dengan kedua blok besar.

Pengaruh Blok Komunis pada Demokrasi Terpimpin

Blok Komunis memiliki pengaruh yang besar pada penerapan Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam mengawasi dan membatasi kekuasaan Presiden Soekarno. Selain itu, kebijakan ekonomi dan sosial budaya juga banyak dipengaruhi oleh ideologi sosialisme yang dianut oleh blok Komunis.

Akhir dari Demokrasi Terpimpin

Pada akhirnya, Demokrasi Terpimpin tidak berhasil mencapai tujuannya dan malah menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan kekuasaan dan tindakan represif yang dilakukan oleh pemerintah terhadap oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat yang dianggap mengancam keamanan negara. Pada tahun 1965, terjadi peristiwa G30S/PKI yang mengguncang Indonesia dan menjadi awal dari runtuhnya pemerintahan Demokrasi Terpimpin.

Pasca Demokrasi Terpimpin

Setelah runtuhnya Demokrasi Terpimpin, Indonesia mengalami masa transisi yang cukup sulit dalam mencari bentuk pemerintahan yang tepat. Pada akhirnya, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi liberal dengan mengadakan pemilihan umum secara langsung untuk memilih wakil rakyat dan kepala negara.

Pengaruh Demokrasi Terpimpin pada Politik Indonesia

Walaupun Demokrasi Terpimpin sudah lama berakhir, pengaruhnya masih terasa dalam politik Indonesia saat ini. Ideologi nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial yang menjadi dasar dari Demokrasi Terpimpin masih menjadi landasan utama dalam konstitusi Indonesia. Selain itu, pengalaman masa lalu ini juga memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Blok Mana yang Lebih Mendukung Demokrasi Indonesia?

Kembali ke pertanyaan awal, apakah blok yang lebih mendukung Demokrasi Indonesia? Sebenarnya tidak ada blok yang secara khusus mendukung Demokrasi Indonesia. Demokrasi adalah sebuah sistem politik yang memungkinkan rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri. Oleh karena itu, setiap negara memiliki hak untuk memilih bentuk pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakatnya.

Kesimpulan

Demokrasi Terpimpin adalah sebuah bentuk pemerintahan yang pernah diterapkan di Indonesia pada era tahun 1957-1966. Penerapan bentuk pemerintahan ini bertujuan untuk mencapai cita-cita nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.

Indonesia pada saat itu condong mendukung blok Komunis yang diwakili oleh Uni Soviet dan sekutunya. Namun, Demokrasi Terpimpin tidak berhasil mencapai tujuannya dan malah menyebabkan ketidakstabilan politik dan ekonomi di Indonesia.

Setelah runtuhnya Demokrasi Terpimpin, Indonesia mengadopsi sistem demokrasi liberal dengan mengadakan pemilihan umum secara langsung untuk memilih wakil rakyat dan kepala negara. Walaupun pengaruh Demokrasi Terpimpin sudah lama berakhir, pengalaman masa lalu ini masih memberikan pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Terima kasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!